Scroll untuk baca artikel
Example 1231x615
Example 728x250
News

Klarifikasi Terkait SMK Insan Mulya Kibin, Hj. Sukenah : Soal Buni Itu Hanya Salah Faham, Kita Tidak Mengacu Kepada Tunggakan

119
×

Klarifikasi Terkait SMK Insan Mulya Kibin, Hj. Sukenah : Soal Buni Itu Hanya Salah Faham, Kita Tidak Mengacu Kepada Tunggakan

Share this article
Example 468x60

SERANG, Kabarrakyat.co.id, — Menanggapi berita yang santer diperbincangkan, Hj. Sukenah selaku kepala sekolah SMK Insan Mulya Kibin yang beralamat di Desa Kibin, Kecamatan Kibin, Kabupaten Serang-Banten, memberikan klarifikasi soal siswanya yang bernama Buni yang sempet viral di beberapa media online beberapa waktu lalu.

 

 

Di temui diruangannya Hj. Sukenah menjelaskan bahwa pihak sekolah tidak pernah memperlakukan siswanya seperti itu, Sekokah Insan Mulya Kibin lebih mengedepankan pelajaran siswanya agar kelak bisa menjadi orang hebat jadi semua hanya kesalah fahaman saja, kita manusia tidak luput dari kesalahan.

 

” Jadi pada hari Senin itu Buni mungkin datang ke sekolah cuma tidak ke TU (Tata Usaha) jadikan gak mungkin si TU itu ngejar-ngejar memberikan kartu ujian ya kan gak mungkin, nah disitu ratusan anak nah artinya disitu Buni itu mungkin datang ke Sekolah tapi tidak nemuin TU gitu, karena kenapa saya ini pengen ketemu lebih jauh dengan orang tuanya, karena Buni ini masih banayak yang harus diperbaiki terkait ujian, banyak yang belum ikut gitu kan, jadi artinya kalaupun mungkin salah pihak sekolah namanya juga manusia pasti ada salah ” Ungkapnya, Senin 17/04/2023.

 

Tidak hanya itu Hj. Sukenah juga menjelaskan bahwa ” Semua itu hanya salah faham saja, artinya mungkin Buni kesekolah mah iya tapi ke TU mah tidak kan di pemberitaan itu ditolak dan minta duit 1 juta, setiap sekolah siapapun dimana pun pengennya mah datang ke sekolah dan bayar tapi melihat kondisi orang tua siswa, apa lagi si siswa tersebut ini sudah akhir mau bayar 200 tunggakannya berpa tetep dilayani, kita tidak mengacu kepada tunggakan walaupun itu memang butuh, tapi lebih penting si siswa mengikuti pelajaran dan program-program sekolah itu yang lebih penting ” Ujarnya.

 

” Sekali lagi saya mewakili pihak sekolah menjelaskan bahwa itu semua hanya salah faham, dan kami sama sekali tidak seperti apa yang di beritakan itu, karena saya ini benar-benar menjaga amanat almarhum orang tua saya yang sudah susah payah membangun sekolah ini agar suapaya menjaga nama baik kalau masalah uang itu jadi nomor ke berapa, kalau bicara pengen di bantu mah semua juga pengen di bantu lebih dari Buni juga ada, tapi sekolahan ini lebih mengedepankan pendidikan terhadap siswanya agar setelah lulus dari sini bisa menjadi orang pintar dan hebat, dan mudah-mudahan Buni ini bisa menjadi orang yang hebat seperti harapan para guru disini ” Imbuhnya.

 

Senada dikatakan Kus selaku wakil kepala sekolah SMK Insan Mulya Kibin. Dalam penjelasannya, Kus mengatakan bahwa lebih mengedepankan pendidikan ketimbang tunggakan. 

 

” Saya wakil kepala sekolah mewaikili ibu Hj. Sukenah, apa yang dikatakan beliau itu benar, pihak sekolah tidak pernah pengacu kepada tunggakan melainkan kami lebih mengedepankan pendidikan siswa, jadi terkait pemberitaan yang kemaren di muat oleh temen-temen wartawan, pada dasarnya kami ingin mengklarifikasi bahwa di situ tertulis siswa SMK Insan Mulya tidak mengikuti ujian padahal untuk kelas 12 itu berdasarkan program-program yang ada di sekolah yang telah disusun dalam satu tahun tersebut kegiatan ujian itu terdiri dari beberapa kali ujian, sebelum mengacu kepada ujian yang pertama adalah jika peserta ujian ingin lulus dalam pendidikan, ” kata Kus saat memberikan klarifikasi

Lebih lanjut Kus juga menerangkan tentang beberapa poin yang harus di penuhi oleh setiap siswa untuk menentukan lulus tidaknya siswa tersebut.

 

” Yang pertama adalah harus mengikuti ujian selama lebih kurang 3 tahun, yang kedua tentunya memiliki ahlak yang baik, yang ke 3 mengikuti seluruh rangkaian kegiatan ujian, jadi ada 3 poin ini yang salah satunya itu menentukan siswa dari ketentuan kelulusan nah kemudian kalau kita melihat Buni itu sebenarnya kalau melihat kehadiran belum memenuhi syarat karena data itu dibawah 70% ada yang 50% dan ada yang 60% paling tinggi itu 70% tapi itu semua sudah kita memberikan pembinaan-pembinaan yang salah satunya adalah dengan program pembinaan pengajian nah pada itu orang tuanya juga kan hadir tapi tidak berkenan untuk mengikuti program tersebut, ” ucapnya. 

 

” Padahal itu salah satu ketentuan untuk supaya memperbaiki tingkat kehadiran kemudian bahwa Buni ini sudah diberikan banyak kesempatan, jadi tidak betul kalau ada yang berbicara tidak memberikan kesempatan, karena pada saat sebelum pelaksanaan satuan pendidikan dilaksanakan itu ada beberapa tahapan yang sudah di ikuti oleh Buni walaupun tunggakannya besar tapi sekolah tidak mengacu pada tunggakan ujian yang pertama adalah ujian praktek itu praktek bahasa Indonesia sudah diikuti kemudian praktek bahasa inggris juga tadi sudah diikuti susulan praktek agama sudah prektek olahraga sudah itu sudah diberikan kesempatan dan kita tidak melihat tunggakan, kenapa Buni tidak ikut mungkin pada saat itu Buni belum siap, dan beberapa uji kompetensi juga Buni sudah ikut kita memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada semua yang ada disekolah, jadi seperti itulah kira-kira klarifikasinya” Tutupnya.

 

Penulis : Morgan/Red

Example 120x600