Scroll untuk baca artikel
Example 1231x615
Example 728x250
News

Usai Beritakan Dugaan Maraknya Peredaran Obat Keras di Wilayah Pancoran Mas, Wartawan Kabarrakyat di Teror OTK

80
×

Usai Beritakan Dugaan Maraknya Peredaran Obat Keras di Wilayah Pancoran Mas, Wartawan Kabarrakyat di Teror OTK

Share this article
Example 468x60

DEPOK, kabarrakyat.co.id, — Wely Morgan wartawan kabarrakyat.co.id yang mendapatkan tugas liputan khusus dari kantornya untuk meliput dugaan maraknya peredaraan obat keras di wilayah Kota Depok, mengaku mendapat teror dari orang tidak dikenal (OTK) usai memberitakan dugaan adanya peredaraan obat keras di seputar Daerah Pancoran Mas.

 

Wely Morgan menceritakan, Bahwa dirinya mendapatkan telepon whatsapp dari orang tidak di kenal yang mengaku bernama Iwan PM yang meminta pemberitaan untuk dihapus. 

 

“Saya diminta untuk koordinasi dengan kawan-kawan, Ia meminta pemberitaan untuk dicabut dan mengiming-imingi uang satu juta yang akan dikirim dalam waktu lima menit usai pemberitaan di hapus,” kata Wely seraya menirukan pembicaraan Iwan PM yang di kirim lewat pesan suara. Rabu, (3/4/2023).

 

“Bahkan Ia menyampaikan ketika sudah berita di cabut jangan sampai ada naik lagi, kalau sampai terjadi lagi dirinya tidak tau lagi, kita liat nanti dan kembali meminta saya untuk bicara ke kawan-kawan,” sambung Wely.

 

Lanjut Wely, Bahkan dalam pesan suara yang dikirim dia menjelaskan terkait dengan maraknya toko obat keras bukan hanya Depok melainkan ramai juga di Jabodetabek. “Jangan jauh-jauh ke Depok, jakarta barat, utara, timur, selatan semua Bekasi sudah ada dan ramai, itupun sama seperti Depok, Sukabumi dan Bandung,” ungkap Wely bercerita.

 

“Kata dia yang jadi masalah dari Polsek atau Polres itu tidak membenarkan untuk menjual obat besar (Kategori Pisikotropika-red), tapi untuk hexcimer dan tramdol itu boleh. Ia juga mengaku tidak ada masalah, mau di runing ulang, mau di expose terserah, kita punya pola mainkan semua sekenario, silahkan mainkan semua sekenario kita liat. Apa yang akan di naikin kita akan liat. Jadi bahasanya kalau sebut depok itu salah. Coba di cek Jakarta Barat, Timur, Selatan, Pusat, Bekasi, Tangerang semuanya,” imbuhnya.

 

Masih kata Wely menjelaskan, Bilamana tidak bisa menurunkan berita yang sudah naik, tidak masalah buat kami, yang sudah naik ya sudah naik. Sekarang bagimana kelanjutannya. Apa mau cukup sampai disitu atau mau di stop, begitu saja pernyataan saya. Kalau mau di stop tadi penawaran saya itu, saya kasih kalian satu juta stop sudah. Yang sudah naik biarlah naik. Saya juga tau ini media apa. Didalamnya ada berapa orang saya juga tau. Kebetulan istri saya hacker.

 

“Semuanya kami mudahkan, kami berbagi Polsek, Polres semua baret kamj bagi kalau mau tau, kami mudah tapi maksud kami terserah kalian, kalau mudah kita mudahkan, sudah naik berita tidak bisa disebut lagi ya sudah. Cuma dia tidak mau ada kejadian yang ke kedua, ketiga dan kempat dan seterusnya begitu kira-kira tolong dipahami,” ucapnya.

 

Wely menambahkan, Dia juga mengatakan kalau awak media kabarrakyat meminta uang kepada penjaga toko diamana dia mengaku semua toko memiliki CCTV dan memiliki saksi dan alat bukti. Memang tidak tidak dikasih tapi kalian meminta.

 

“Padahal sebenernya kita tidak meminta apapun kepada penjaga toko, melainkan kita bertanya. Bilamana ada oknum wartawan yang datang biasanya berapa di kasih. Disampaikan oleh penjaga toko bahwa oknum wartawan yang datang biasa di beri sebesar Rp. 20.000, jadi bukan kita meminta,” jelas Wely.

 

Untuk diketahui lebih jelas identitas orang tidak dikenal tersebut awak media kembali menanyakan via pesan whtasapp. Yang kemudian dijawab. “Iya nama saya Iwan dari PM alias Iwan Pemuda Masjid,” jawabnya singkat. (Red/Andre Amin).

Example 120x600