DEPOK, kabarrakyat.co.id, – Pernyataan orang tidak dikenal (OTK) yang mengaku bernama Iwan PM menyampaikan lewat pesan suara whatsapp kepada wartawan kabarrakyat beberapa waktu yang lalu soal toko obat keras berkedok toko klontong, konter dan kosmetik di wilayah hukum Pancoran Mas, mengaku sudah memberikan koordinasi kepada Polsek, Polres dan semua baret.
Bahkan dalam pesan suara yang dikirim Iwan PM, Ia juga mengatakan bahwa pihak Polsek memperbolehkan untuk menjual obat keras dengan jenis Hexcimer dan Tramadol. “Semuanya kami mudahkan, kami berbagi Polsek, Polres semua baret kami bagi kalau mau tau,” ungkap Iwan PM dalam pesan suara.
“Dari Polsek atau Polres itu tidak membenarkan untuk menjual obat besar (Kategori Pisikotropika-red), tapi untuk hexcimer dan tramdol itu boleh,”
Sambung Iwan PM.
Untuk mendapatkan informasi soal kebenaran pernyataan OTK tersebut kabarrakyat melakukan konfirmasi melalui pesan singkat whatsapp kepada Kanit Reskrim Polsek Pancoran Mas, Iptu Abu. Pihaknya membantah pernyataan OTK tersebut dan Ia juga menyampakan jika hal tersebut tidak benar. “Itu tidak benar Bang,” jawab Iptu Abu singkat.
Sebelumnya diberitakan media ini usai terbitkan berita soal dugaan maraknya peredaraan obat keras di Wilayah hukum Pancoran Mas wartawan kabarrakyat di teror OTK yang mengaku bernama Iwan PM.
Wely Morgan wartawan kabarrakyat.co.id yang mendapatkan tugas liputan khusus dari kantornya untuk meliput dugaan maraknya peredaraan obat keras di wilayah Kota Depok, mengaku mendapat teror dari orang tidak dikenal (OTK) usai memberitakan dugaan adanya peredaraan obat keras di seputar Daerah Pancoran Mas.
Wely menceritakan, Bahwa dirinya mendapatkan telepon whatsapp dari orang tidak di kenal yang mengaku bernama Iwan PM yang meminta pemberitaan untuk dihapus.
“Saya diminta untuk koordinasi dengan kawan-kawan, Ia meminta pemberitaan untuk dicabut dan mengiming-imingi uang satu juta yang akan dikirim dalam waktu lima menit usai pemberitaan di hapus,” kata Wely seraya menirukan pembicaraan Iwan PM yang di kirim lewat pesan suara. Rabu, (3/4/2023).
“Bahkan Ia menyampaikan ketika sudah berita di cabut jangan sampai ada naik lagi, kalau sampai terjadi lagi dirinya tidak tau lagi, kita liat nanti dan kembali meminta saya untuk bicara ke kawan-kawan,” sambung Wely.
Lanjut Wely, Bahkan dalam pesan suara yang dikirim dia menjelaskan terkait dengan maraknya toko obat keras bukan hanya Depok melainkan ramai juga di Jabodetabek. “Jangan jauh-jauh ke Depok, jakarta barat, utara, timur, selatan semua Bekasi sudah ada dan ramai, itupun sama seperti Depok, Sukabumi dan Bandung,” ungkap Wely bercerita.
“Kata dia yang jadi masalah dari Polsek atau Polres itu tidak membenarkan untuk menjual obat besar (Kategori Pisikotropika-red), tapi untuk hexcimer dan tramdol itu boleh. Ia juga mengaku tidak ada masalah, mau di runing ulang, mau di expose terserah, kita punya pola mainkan semua sekenario, silahkan mainkan semua sekenario kita liat. Apa yang akan di naikin kita akan liat. Jadi bahasanya kalau sebut depok itu salah. Coba di cek Jakarta Barat, Timur, Selatan, Pusat, Bekasi, Tangerang semuanya,” imbuhnya.
Masih kata Wely menjelaskan, Bilamana tidak bisa menurunkan berita yang sudah naik, tidak masalah buat kami, yang sudah naik ya sudah naik. Sekarang bagimana kelanjutannya. Apa mau cukup sampai disitu atau mau di stop, begitu saja pernyataan saya. Kalau mau di stop tadi penawaran saya itu, saya kasih kalian satu juta stop sudah. Yang sudah naik biarlah naik. Saya juga tau ini media apa. Didalamnya ada berapa orang saya juga tau. Kebetulan istri saya hacker.
“Semuanya kami mudahkan, kami berbagi Polsek, Polres semua baret kamj bagi kalau mau tau, kami mudah tapi maksud kami terserah kalian, kalau mudah kita mudahkan, sudah naik berita tidak bisa disebut lagi ya sudah. Cuma dia tidak mau ada kejadian yang ke kedua, ketiga dan kempat dan seterusnya begitu kira-kira tolong dipahami,” ucapnya.
Wely menambahkan, Dia juga mengatakan kalau awak media kabarrakyat meminta uang kepada penjaga toko diamana dia mengaku semua toko memiliki CCTV dan memiliki saksi dan alat bukti. Memang tidak tidak dikasih tapi kalian meminta.
“Padahal sebenernya kita tidak meminta apapun kepada penjaga toko, melainkan kita bertanya. Bilamana ada oknum wartawan yang datang biasanya berapa di kasih. Disampaikan oleh penjaga toko bahwa oknun wartawan yang datang biasa di beri sebesar Rp. 20.000, jadi bukan kita meminta,” jelas Wely.
Untuk diketahui lebih jelas identitas orang tidak dikenal tersebut awak media kembali menanyakan via pesan whtasapp. Yang kemudian dijawab. “Iya nama saya Iwan dari PM alias Iwan Pemuda Masjid,” jawabnya singkat. (Red/TIM).
