Scroll untuk baca artikel
Example 1231x615
Example 728x250
OpiniPendidikan

Apa Itu Kurikulum Merdeka Dalam Pendidikan, Berikut Tujuan dan Penjelasannya!

195
×

Apa Itu Kurikulum Merdeka Dalam Pendidikan, Berikut Tujuan dan Penjelasannya!

Share this article
Example 468x60

Banten – Belakangan ini kamu pasti pernah mendengar soal Kurikulum Merdeka bukan? Katanya, kurikulum ini merupakan kurikulum baru yang bakal menjadi pengganti Kurikulum 2013. 

Tapi, apa benar seperti itu? Jadi, belum lama ini, Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) RI Nadiem Makarim mengeluarkan Kurikulum Merdeka. 

Sebelumnya kurikulum ini dikenal sebagai Kurikulum Prototipe untuk Sekolah Penggerak.

Apa itu Kurikulum Merdeka?

Kurikulum Merdeka ialah kurikulum yang dimaksudkan untuk mengasah minat serta bakat anak sejak dini dengan fokus pada materi esensial, pengembangan karakter dan kompetensi siswa.

Kurikulum ini pun telah diuji coba di 2.500 sekolah penggerak. Tak hanya itu, kurikulum ini juga dikenalkan di sekolah lain. 

Berdasarkan data Kemdikbud Ristek, hingga kini sudah ada 143.265 sekolah yang menggunakan kurikulum baru ini. 

Jumlahnya pun semakin meningkat sejalan dengan mulai diterapkannya Kurikulum Merdeka di tahun ajaran 2022/2023 mulai dari jenjang TK, SD, SMP dan SMA.

Latar Belakang

Hasil Programme for International Student Assessment (PISA) menunjukkan bahwa 70% siswa berusia 15 tahun berada di bawah kompetensi minimum dalam memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar. 

Skor PISA ini tidak mengalami peningkatan yang signifikan dalam sepuluh hingga lima belas tahun terakhir. 

Studi tersebut memperlihatkan adanya kesenjangan besar antarwilayah dan antarkelompok sosial-ekonomi dalam hal kualitas belajar. Hal ini diperparah dengan adanya pandemi COVID-19.

Untuk mengatasi hal tersebut, Kemendikbudristek melakukan penyederhanaan kurikulum dalam kondisi khusus (kurikulum darurat) untuk memitigasi ketertinggalan pembelajaran (learning loss) pada masa pademi. 

Hasilnya, dari 31,5% sekolah yang menggunakan kurikulum darurat menunjukkan, penggunaan kurikulum darurat dapat mengurangi dampak pandemi sebesar 73% (literasi) dan 86% (numerasi).

Efektivitas kurikulum dalam kondisi khusus semakin menguatkan pentingnya perubahan rancangan dan strategi implementasi kurikulum secara lebih komprehensif.

Dalam pemulihan pembelajaran, sekarang sekolah diberikan kebebasan menentukan kurikulum yang akan dipilih:

Karakteristik utama dari kurikulum ini yang mendukung pemulihan pembelajaran adalah:

1. Fokus pada materi esensial sehingga pembelajaran lebih mendalam.

2. Waktu lebih banyak untuk pengembangan kompetensi dan karakter melalui belajar kelompok seputar konteks nyata (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila).

3. Capaian pembelajaran per fase dan jam pelajaran yang fleksibel mendorong pembelajaran yang menyenangkan dan relevan dengan kebutuhan pelajar dan kondisi satuan pendidikan.

4. Memberikan fleksibilitas bagi pendidik dan dukungan perangkat ajar serta materi pelatihan untuk mengembangkan kurikulum satuan pendidikan dan melaksanakan pembelajaran berkualitas.

5. Mengedepankan gotong royong dengan seluruh pihak untuk mendukung implementasi Kurikulum Merdeka.

Prinsip Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka mencakup tiga tipe kegiatan pembelajaran sebagai berikut:

1. Pembelajaran intrakurikuler yang dilakukan secara terdiferensiasi sehingga peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. 

Hal ini juga memberikan keleluasaan bagi guru untuk memilih perangkat ajar yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didiknya.

2. Pembelajaran kokurikuler berupa projek penguatan Profil Pelajar Pancasila, berprinsip pembelajaran interdisipliner yang berorientasi pada pengembangan karakter dan kompetensi umum.

3. Pembelajaran ekstrakurikuler dilaksanakan sesuai dengan minat murid dan sumber daya satuan pendidik.

Satuan pendidikan menerjemahkan Capaian Pembelajaran dengan menyusun kurikulum operasional dan rencana pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar pelajar dan karakteristik satuan pendidikan masing-masing. 

Muatan capaian pembelajaran dapat dikelola pendidik sebagai mata pelajaran tersendiri, tematik, integrasi, atau sistem blok.

Alokasi jam pelajaran pada struktur kurikulum dituliskan secara total dalam satu tahun dan dilengkapi dengan saran alokasi jam pelajaran jika disampaikan secara reguler/mingguan.

Pelaksanaan pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka merupakan siklus yang melalui tiga tahapan berikut:

1. Asesmen diagnostik

Guru melakukan asesmen awal untuk mengenali potensi, karakteristik, kebutuhan, tahap perkembangan, dan tahap pencapaian pembelajaran murid. 

Asesmen umumnya dilaksanakan pada awal tahun pembelajaran, sehingga hasilnya dapat digunakan untuk melakukan perencanaan lebih lanjut terkait metode pembelajaran yang sebaiknya digunakan.

2. Perencanaan

Guru menyusun proses pembelajaran sesuai dengan hasil asesmen diagnostik, serta melakukan pengelompokan murid berdasarkan tingkat kemampuan.

3. Pembelajaran

Selama proses pembelajaran, guru akan mengadakan asesmen formatif secara berkala, untuk mengetahui progres pembelajaran murid dan melakukan penyesuaian metode pembelajaran, jika diperlukan. 

Pada akhir proses pembelajaran, guru juga bisa melakukan asesmen sumatif sebagai ​​proses evaluasi ketercapaian tujuan pembelajaran.

6. Dukungan Implementasikan Kurikulum Merdeka Bagi Satuan Pendidikan

1. Platform Merdeka Mengajar: Menyediakan beragam topik pelatihan tentang Kurikulum Merdeka hingga berbagai referensi Perangkat Ajar (Panduan, Capaian Pembelajaran dan Alur Tujuan Pembelajaran) serta sumber belajar lainnya yang bisa diakses secara mandiri maupun kelompok kapanpun dan dimanapun. 

2. Seri Webinar (dari Pusat dan Daerah): Kemendikbudristek dan Unit Pelaksana Teknis di daerah menyelenggarakan seri webinar implementasi Kurikulum Merdeka untuk berbagi praktik baik maupun informasi terkini bagi guru, kepala satuan pendidikan dan unsur pemangku pendidikan.

3. Komunitas Belajar: Komunitas Belajar dapat memfasilitasi proses refleksi, belajar, dan berbagi bersama dalam mempelajari dan mengimplementasikan Kurikulum Merdeka Komunitas belajar dapat dibentuk bersama-sama oleh pendidik pada tingkat Satuan Pendidikan, Tingkat Daerah maupun Komunitas Daring. 

4. Narasumber Berbagi Praktik Baik (Rekomendasi dari Pusat): Narasumber berasal dari pendidik yang telah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dan telah diseleksi. Narasumber berbagi praktik baik dapat dihubungi melalui Platform Merdeka Mengajar. 

5. Mitra Pembangunan: Organisasi/ Lembaga/ Dunia Usaha/ Dunia Industri yang secara mandiri dan sukarela mendukung proses belajar komunitas di tingkat daerah dan/atau tingkat satuan pendidikan. 

6. Pusat Layanan Bantuan (Helpdesk): Pendidikan dan kepala satuan pendidikan dapat menyampaikan pertanyaan dan mengkonfirmasi pemahaman melalui pusat layanan bantuan. [Red/*]

Example 120x600